Mendengar kata
Papua, sederet miris membayangkan belantara tak terjamah di pulau terbesar di
indonesia itu yang dahulu bernama Irian Jaya. Datang di Papua harus dengan
tekad lebih dari kuatnya baja, namun harus lembut seperti semilir angin. Itu
dibuktikan oleh Muhammad Ilyas yang telah menapaki tanah Papua sejak tahun 1993,
dan tanggal berangkatnya pun masih diingat betul 1 Oktober 1993, begitu selesai
wisuda tiga hari setelahnya tidak banyak tanya langsung yess dengan asa untuk kehidupan lebih baik bagi keluarga kelak kemudian
hari.
Alumni Fahutan
angkatan 1988 ini, dikenal dengan pribadi yang banyak canda dengan gaya obrol
yang khas aksen bugisnya. Menceritakan dahulu berangkat ke Papua bersama beberapa
teman alumni Fahutan Unmul juga, diterima di salah satu perusahaan HPH yang
baru membuka cabang di Papua. Pusat kegiatan utama berada di Sorong dan
mempunyai logging area tepatnya di daerah Fak fak 45 menit penerbangan, Pulau
Salawati Raja Ampat perjalanan laut 2 jam speed boat. serta di Kaimana berjarak
1,5 jam penerbangan dari Sorong. Hal yang diingatnya sebagai hal paling
mengesankan adalah ketika berangkat sendiri ke Papua, dan baru beberapa saat
kemudian menyusul sesama rimbawan mulawarman merapat seperti Marudut Purba,
Almarhum Sukowibowo, Rahman, banyak lagi dan sekarang yang masih bertahan adalah Mas Untung Kariadi 85.
Papua menguji
Setia, adalah benar cerita sesungguhnya seperti ketika Ia ditakdirkan sakit di mana
menurut dokter dengan diagnosa terserang virus yang berasal dari Kayu di Papua,
dan mengharuskan berobat di Singapura total selama 6 bulan. Di sana M Ilyas
dengan prinsip diri yang kuat, tekad untuk sembuh dan kembali berbakti kepada
negeri dan keluarga melalui perusahaan di mana ia adalah sebagai karyawan,
telah mengantarkannya pada kesembuhan yang sungguh ajaib.
Dalam perjalanan
kerja mengabdi lebih dari seperempat abad ini, mengantarkan pria yang
menjunjung tinggi filosofi “Di mana bumi diinjak di situ langit dijunjung”
diterima dan aktif di berbagai organisasi seperti APHI, ORARI, Perbakin dan
juga di daulat untuk menjadi ketua DKM di salah satu mesjid di Sorong. Ini
semua didedikasikan semata buat perusahaan, yang pertama tempat dia bekerja dan
insya Allah sampai pensiun nanti tetap bertahan. Walau banyak tawaran
menggiurkan dari perusahaan lain agar bersedia dibajak, M. Ilyas tetap setia
seperti juga harapannya pada Papua yang kini telah menjadi kampung halamannya.
Dengan capaian
prestasi yang mumpuni, dan hubungan saling memanusiakan dengan perusahaan
tempatnya bekerja seperti yang dia katakan akan memberikan nuansa kerja yang
dinamis serta harmonis. Mendirikan beberapa perusahaan di bawah kendali KPP Grup
telah dilakukan, semata dedikasi dirinya pada perusahaan yang telah membesarkan
dan melambungkan namanya.
Tetapi sebagai
pribadi dia pun telah mencoba beberapa sektor usaha dan jalankan seperti usaha
perbengkelan, kuliner dan lainnya. Bukan karena penghasilan dari tempat dia
kerja dianggap kurang, dia berargumen
melainkan karena lebih pada pengembangan diri. Usaha kulinernya telah
berkembang pesat dengan brand K’ Waduk
rumah makan lesehan telah menjadi spot pilihan dalam kuliner dan santai sejenak
dalam keseharian di Sorong.
Dalam
pengalamannya membangun unit bisnis yang dia jalani, di sini mengingatkan juga
kepada IKA Fahutan Unmul untuk tetap teguh, tetap maju berjalan walau pasti
banyak rintangan. Di seberang badai akan ada pelangi, maka dari itu wujudkan
dalam hasil kerja agar pelangi itu dapat dinikmati. Dukungan dari berbagai sisi
sangat diperlukan, dia menambahkan baik itu support
pikiran, tenaga, jika memang lebih maka tidak ada salahnya materi pun syah kita
berikan. Sebagaimana bisnis kulinernya ketika telah mendapatkan kepercayaan
dari pelanggan, maka kewajiban kita hanya memberikan yang terbaik melalui
pelayanan yang prima. Begitu pun juga dengan IKA Fahutan Unmul, jaga
kepercayaan itu dengan progres dan syarat profesional lainnya, transparan,
akuntabel, jelas antara target dan capaiannya.
Jaga Papua,
dengan kesetiaan menjaga hutannya tetap Lestari yang berkelanjutan. Demikian sebagai
penutup pembicaraan dari pria dengan 4 orang anak ini, selanjutnya santai lesehan
di rumah makannya yang asri itu.
Sorong Sore 27
Nopember 2018 di K’ Waduk.
Kontributor : Yayan
Bayi 88-101
Sukses selalu bro
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusVery inspiring 👍🏻👍🏻👍🏻
BalasHapus