Selamat Datang di Ikatan Alumni Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Samarinda

Dari Pantura untuk IKA Fahutan Unmul

Santo Prabowo (85) dan Yayan Henri (88)
Ketika mendengar kata Pantura, sebagian maklum mungkin hal itu dihubungkan dengan musik dangdut. Saya sendiri merasa Pantura adalah konotasi hangat akrab dan cenderung lebih bisa terbuka tanpa tedeng aling aling, dan maaf apabila sebagian orang merasa cenderung kasar. Seperti personifikasi kata dari nama binatang itu karena sudah terlewat akrab akan terasa biasa. Dari segi wilayah Pantura meliputi daerah di sekitaran Pantai utara P Jawa.

Sebenarnya saya sendiri tidak terbiasa dengan gaya Pantura an, hanya saja terinspirasi bisa menjadi obrolan yang hangat cenderung keras seperti jalanannya pun yang sering disebut jalur tengkorak karena perilaku pengemudi Busnya yang bisa disebut edan, ngebut sampai mendapat tepuk tangan dari para penumpangnya... sama sama gila kan? Kembali keobrolan kita, siang ini saya mendapat kabar ada Rimbawan Mulawarman yang kebetulan lewat dan singgah di Pantura. Mas Prabowo (belum capres) deal janji ketemu malamnya di tempat dia ada acara dan nginap di Aston Cirebon. Sebuah hotel yang representatif di perbatasan kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon di seputaran bypass Jl. Darsono Kabupaten Cirebon.

Mas Bowo adalah salah seorang petinggi di APHI Prov Kaltim sedang ada acara Rakernas, dan salah satu agendanya adalah mampir di kota Udang Cirebon, Mas Bowo juga sekarang menjadi salah seorang pengurus di IKA Fahutan Unmul, yang kita tahu kepengurusan ini lagi menjalani masa penting di awal kepengurusan. Nyata diperhatikan kepengurusan kali ini sepertinya mendapat perhatian dari segenap alumni. Entah mengapa? Akhirnya kita bisa bertemu dengan waktu yang sudah agak larut pukul 21.00 waktu itu, suasana hangat dan akrab langsung terasa... yah hilang sekat ini harusnya selalu terwujud disetiap bertemunya insan Rimbawan Mulawarman walau pengantar hanya secangkir kopi.. Saling sapa awalan karena sekitar 20 tahun terpisah yang sebelumnya memang pernah sama sama bekerja di Barito wilayah Samarinda.

Bertemu di lobby mengambil salah satu sudut, sementara masih berjalan acara gembira bersama para petinggi APHI. Obrolan kembali ke IKA Fahutan Unmul, ada apa dengan IKA Fahutan Unmul? Mas Bowo sangat bersemangat ketika berbicara tentang Ika kita. Beliau sangat berharap Ika Fahutan Unmul dapat menjadi organisasi yang mampu tampil sebagai brand dan lem perekat bagi Rimbawan Mulawarman. Tidak jauh Mas Bowo mencontohkan yang dialami dirinya sendiri, ya dia hanya sendiri dari Mulawarman di Asosiasi yang nota bene berurusan dengan hutan itu. Saya katakan juga bahwa Ika harus menjadi jembatan antar dan inter Rimbawan juga dengan dunia luar. Mas Bowo membenarkan, dan ini sedang menjadi titik perhatian di kepengurusan sekarang. Walau sedikit ada pertanyaan, bahwa setiap berganti kepengurusan selalu ada program inventarisasi alumni, bukankah seharusnya itu sudah menjadi data base yang valid dan terdokumentasi dengan baik.

Sekarang saatnya mapping alumni secara wilayah, demografi, spesialisasi, birokrasi, pengembangan bisnis dan lainnya. Dari sana jembatan bisa dibentangkan, setelah demikian kembali dikembalikan kepada insan apakah brand Mulawarman siap dikembangkan. Berbicara dengan peluang bisnis yang akan dikembangkan Ika, pertama kita harus apresiasi kepada kepengurusan saat ini yang mengambil mind set Ika Mandiri untuk Ika yang maju dan profesional. Dan kita tidak perlu berfikir terlalu jauh, saatnya berlaku dari yang sederhana dari yang kecil untuk menjadi besar.

Dalam dunia pengembangan bisnis ada dikenal dengan istilah ATM, atau cangkok. Mengapa kita tidak mulai dari sana? Sebagai contoh, sang ketua sendiri telah menyediakan diri untuk dicangkok dalam bidang pengembangan perumahan. Ternyata banyak bidang dan telah ada di puncak dari insan rimbawan Mulawarman dalam pengembangan bisnis.

Mas Prayoga dengan kerajaan MMC, menekuni bisnis kopi dan sangat terbuka untuk Ika Fahutan Mulawarman. Mas Herry Romadon dengan penguasaan dunia herbal yang sangat fenomenal, semua erat dengan nuasa kehutanan. Begitu juga Mba Hesty yang menggeluti dunia kreatifitas kerajinan yang eksotik. Tak lupa Mba Wicha melalui program pemberdayaan yang inspiratif seperti pengurangan penggunaan plastik dalam dunia kemasan. Mas Sigit dalam dunia pengembangan pendidikan juga dapat menjadi titik perhatian untuk semua.

Banyak lagi yang belum tersebut di sini, initinya kita semua ada dalam segala bidang bisa menjadi modal dalam pengembangan usaha. Kebersedian dicangkok untuk IKA akan memberikan transfer pengalaman yang lebih cepat. Media ada jembatan sedang diperkuat, keberpihakan tidak perlu dipertanyakan. Sekarang mari kita mulai dari diri sendiri untuk berpihak ke Ika sehingga brand Mulawarman semakin terangkat.

Dari yang kecil, kita mulai dengan segala keterbatasan yang ada. Dari sekitar kita, seperti diulas di atas mari kita mulai dari yang telah akrab digeluti oleh sebagian dari kita. Hanya kepercayaan yang diperlukan dalam semua itu. Trust.... Malam telah lewat pkl 24.00 Cinderela sudah pulang, sebagian dari kami ada yang telah menguap... Tugas pangeran adalah mencari Cinderela dari sebelah sepatunya yang tertinggal, dengan rasa cinta... pasti Cinderela itu akan ketemu.... Trust Selamat malam Pantura, Rimbawan Mulawarman pamit ....

 Kontributor: Bayi (88)

1 komentar :

  1. Nah ini, sama juga menjadi pertanyaan aku, Kak

    "... walau sedikit ada pertanyaan, bahwa setiap berganti kepengurusan selalu ada program inventarisasi alumni, bukankah seharusnya itu sudah menjadi data base yang valid dan terdokumentasi dengan baik?"

    Setuju, mari kita mulai mapping dengan profesional agar IKA Fahutan Unmul memberi manfaat!

    Bukankah sebaik-baik manusia adalah yang mampu memberi manfaat?

    Nah supaya makin greget, sebaiknya di tagline blog di atas dicantukan juga : "Ika Mandiri untuk Ika yang maju dan profesional!"

    Setuju...?



    BalasHapus

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates